Penyebab Epilepsi Pada Anak dan Cara Mengatasinya
Pohonilmu.com - Epilepsi adalah kondisi neurologis yang ditandai oleh serangan kejang yang berulang. Meskipun epilepsi dapat mempengaruhi individu pada segala usia, termasuk bayi.
Epilepsi pada bayi dapat menjadi pengalaman yang menakutkan bagi orang tua, namun dengan pemahaman yang tepat tentang penyebab dan cara mengatasinya, kita dapat membantu bayi tersebut hidup dengan kualitas hidup yang lebih baik. Artikel ini akan membahas penyebab umum epilepsi pada bayi dan beberapa cara mengatasinya.
Penyebab Epilepsi pada Bayi :
Kelainan perkembangan otak
Salah satu penyebab umum epilepsi pada bayi adalah kelainan perkembangan otak yang terjadi sejak dalam kandungan atau pada masa bayi yang baru lahir. Misalnya, malformasi otak, infeksi otak, cedera lahir, atau gangguan genetik seperti sindrom tuberous sclerosis.
Faktor genetik
Beberapa jenis epilepsi pada bayi dapat disebabkan oleh faktor genetik. Jika ada riwayat epilepsi dalam keluarga, kemungkinan bayi memiliki kecenderungan genetik untuk mengembangkan kondisi tersebut.
Kerusakan otak akibat kekurangan oksigen
Kekurangan oksigen yang terjadi selama kelahiran atau dalam beberapa kasus tertentu seperti kejang demam yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan otak yang berkontribusi pada epilepsi pada bayi.
Cara Mengatasi Epilepsi Pada Anak :
1. Diagnosa yang tepat
Penting untuk segera mencari bantuan medis jika bayi mengalami kejang. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mendiagnosis epilepsi dan menentukan penyebabnya. Diagnosa yang tepat merupakan langkah awal yang penting dalam mengatasi epilepsi pada bayi.
2. Pengobatan dengan obat antiepilepsi
Dokter akan meresepkan obat antiepilepsi yang sesuai untuk mengendalikan kejang pada bayi. Pengobatan rutin dan penggunaan obat sesuai dosis yang direkomendasikan sangat penting untuk mencegah serangan epilepsi. Ada beberapa jenis obat-obatan yang umum digunakan dalam mengatasi epilepsi pada anak,antara lain :
- Phenytoin
- Carbamazepine
- Valproat
- Topiramate
- Gabapentin
- Oxcarbazepine
- Zonisamide
- Lamotrigine
Namun Obat-obatan tersebut bisa saja menimbulkan efek samping berupa pusing, mual, penglihatan ganda, muncul ruam, dan gangguan koordinasi tubuh. Sementara itu, ada pula efek samping yang jarang terjadi, seperti hiperaktif dan mudah tersinggung.
Masing-masing jenis dan tipe epilepsi akan memerlukan obat-obatan yang berbeda.
Oleh karena itu, berikan anak obat-obatan dan dosis yang tepat sesuai dengan arahan dokter.
Jika anak telah memasuki usia sekolah, pastikan ia mengetahui tata cara pemakaian obat tersebut, seperti dosis dan waktu meminumnya saat di sekolah. Jelaskan pula kondisi anak Anda kepada guru maupun pembimbing di sekolahnya.
3. Terapi fisik dan terapi okupasi
Terapi fisik dan terapi okupasi dapat membantu bayi mengembangkan kemampuan motoriknya dan mengatasi gangguan perkembangan yang mungkin terkait dengan epilepsi. Terapi ini dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih dan berpengalaman.
4. Perubahan gaya hidup
Beberapa perubahan gaya hidup mungkin diperlukan untuk membantu mengelola epilepsi pada bayi. Misalnya, memastikan bayi mendapatkan cukup istirahat dan tidur yang teratur, menjaga pola makan yang sehat, serta menghindari faktor pemicu seperti cahaya terang yang berlebihan atau kelelahan.
5. Dukungan keluarga
Mendukung bayi dan keluarga yang menghadapi epilepsi sangatlah penting. Memiliki jaringan dukungan yang solid, berkomunikasi dengan dokter secara teratur, dan memperoleh informasi yang akurat tentang epilepsi dapat membantu mengurangi kecemasan dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul.
Penanganan yang Tepat Saat Anak Kejang
Saat anak kejang, usahakan untuk tidak panik. Meski sulit, Anda harus tetap tenang dan lakukan beberapa penanganan awal berikut ini untuk menolongnya:
- Jauhkan anak dari benda berbahaya di sekitarnya, seperti benda tajam dan keras, tangga, serta perabot rumah.
- Baringkan tubuhnya ke arah kanan atau kiri agar cairan dalam mulutnya bisa keluar dan tidak masuk ke jalan napasnya.
- Saat dan setelah kejang, pantau napas Jika setelah kejang anak tidak bernapas, segera bawa anak ke IGD rumah sakit terdekat.
- Selama dan setelah kejang berakhir, anak mungkin ketakutan dan bingung dengan kondisi yang dialami. Tenangkan ia dengan berkata bahwa semua baik-baik saja dan dampingi anak hingga ia merasa lebih tenang dan stabil.
- Setelah kondisinya terlihat stabil, biarkan anak istirahat. Hindari memberikan obat tambahan, kecuali bila diresepkan oleh dokter.
- Kejang akibat epilepsi adalah kondisi yang perlu mendapat pemeriksaan dan penanganan dokter. Terlebih, jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit dan disertai dengan sesak napas.
Epilepsi pada anak memang terdengar mengerikan. Namun, dengan penanganan yang tepat, seperti memberikan obat-obatan, kontrol rutin ke dokter, dan mengawasi aktivitasnya, risiko anak mengalami dampak epilepsi yang berbahaya dapat dicegah.
Jika kondisi anak semakin memburuk setelah mengonsumsi obat-obatan epilepsi, Anda bisa konsultasikan kepada dokter agar mendapat pengobatan baru atau menjalani terapi untuk mengontrol gejala epilepsi pada anak.
Kesimpulan:
Epilepsi pada bayi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kelainan perkembangan otak, faktor genetik, dan kerusakan otak akibat kekurangan oksigen. Namun, dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai, epilepsi pada bayi dapat dikendalikan dengan baik.
Penting untuk mencari bantuan medis segera jika bayi mengalami kejang dan mengikuti pedoman pengobatan dan perubahan gaya hidup yang dianjurkan oleh dokter. Dengan dukungan keluarga dan perawatan yang tepat, bayi dengan epilepsi dapat hidup dengan kualitas hidup yang baik dan menghadapi masa depan yang cerah.
Post a Comment for "Penyebab Epilepsi Pada Anak dan Cara Mengatasinya"